Jumat, 02 Februari 2018

Diabetes Basah atau Diabetes Kering???


When I tell someone, I have diabetes....

"Diabetesnya basah apa kering???"

Wah.. ini tanggapan sekaligus pertanyaan seperti ini tak jarang saya dapatkan ketika seseorang baru saja tau kalau saya adalah penyandang diabetes. Saya bisa memakluminya, memang kenyataannya seperti itu.. sepertinya diabetes basah dan kering ini lebih dikenal masyarakat awam ketimbang istilah diabetes tipe 1, tipe 2, gestasional, apalagi jenis lainnya.  Tetapi ketika pertanyaan ini dilontarkan oleh penyandang DM ataupun orang-orang terdekat penyandang DM, disitu saya merasa sedih... hehehe (lah..sedih kok cengengesan). Saya punya beberapa pengalaman percakapan dengan beberapa teman, seperti ini ni..

Cerita 1

Saya teringat dengan percakapan saya dengan seorang penyandang diabetes tipe 2. Ia masih muda, usianya tak jauh dari saya dan ia terdiagnosa diabetes 6 tahun yang lalu. Nah, sedikit saya ringkat percakapan kami lainnya yang kurang lebih seperti ini (T: Teman, S: Saya).

T : "Iya geng, dulu tahun 2012 pernah kena diabetes, tapi kena gula kering. Dulu dokter pernah kasih obat tapi ga bertahan lama minum obatnya. Selama kena gula kering berat badan turun sampai 18 kg padahal makan cukup banyak."
S  : "Kapan terakhir ke dokter dan gula darah terakhir berapa?

T : "Terakhir periksa ke dokter tahun 2014, waktu itu kalo ga salah gulanya 200/300."

S : "Eh.. btw itu cek gula darah terakhir tahun 2014 juga???"

T : "Iya geng."
S : *!?#* hweewww

***

Cerita 2

Ada pula kejadian lainnya, seorang teman membuka percakapan dengan saya, sepertinya ia ingin mengetahui kondisi saya lebih jauh (Ibu dari teman saya ini adalah penyandang DM Tipe 2).

T : "Ooooh... kamu diabet ya?"

S : "Iya"
T : "Diabetnya basah atau kering, kayaknya gula kering ya?"
S : "Hmm.. saya diabetes tipe 1 Mba.."
T : "Sekarang gula darahnya berapa?"
S : "Hmm.. yaaa pokoknya dikontrol aja asal jangan lebih dari 180"


***

Kedua lawan bicara saya pada cerita tersebut adalah diabetesi dan anggota keluarga diabetesi.  Kenapa saya merasa sedih?? karena dulu ini pernah terjadi pada saya. Ayah saya adalah seorang penyandang dibetes tipe 2, tapi sayang sekali saya tak pernah mau mengenal diabetes lebih jauh, hingga akhirnya 8 tahun setelah Ayahanda wafat, saya mengalami gejala yg sama dengan ayah saya dulu, tetapi saya tidak cepat tanggap bahwa itu adalah gejala diabetes hingga tiga dokter salah mendiagnosa dan saya tidak cepat mendapat penanganan yang tepat. Kisah saya tersebut bisa dibaca disini Ketika Dokter Salah Mendiagnosa, Ternyata Diabetes!.

Sejauh yang saya tau (dari edukasi ataupun seminar2), ada beberapa tipe diabetes diantaranya diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, dan gestasional. Dari pada tipe-tipe diabetes tersebut, masyarakat awam memang sepertinya lebih familiar dengan istilah diabetes basah dan kering.  Biasanya masyarakat menyebut diabetes basah apabila diabetesi mudah terluka dan lukanya sulit sembuh, sedangkan diabetes kering apabila penyandang diabetes terluka namun lukanya cepat kering/sembuh. Padahal sebetulnya diabetes basah dan kering itu tidak termasuk dalam klasifikasi diabetes.

Saya pernah mengikuti kelas edukasi diabetes. Saya pun mendapat banyak penjelasan tentang diabetes. Luka yang sulit sembuh memang termasuk salah satu gejala diabetes. Nah.. disitu juga saya jadi tau ternyata kuncinya adalah gula darah terkontrol. Apabila gula darah terkontrol, maka meskipun penyandang diabetes terluka, maka proses penyembuhannya akan sama dengan orang sehat pada umumnya. Namun, apabila gula darah tidak terkontrol, maka bisa saja luka menjadi sulit sembuh bahkan malah menjadi tambah parah.

Edukasi diabetes memang penting banget untuk diabetesi dan juga keluarga dekatnya.  Pada cerita 1, saya kaget mengetahui teman saya ini terakhir cek gula darah pada tahun 2014, artinya itu 4 tahun yg lalu..hiks..hiks. Dengan edukasi diabetes, maka diabetesi jadi tau bahwa gula darah itu sangat fluktuatif (lebih fluktuatif dari harga cabe hehehe). Misalnya saja, gula darah bangun tidur bisa berbeda dengan gula darah setelah sarapan, karena itu menjaga kadar gula darah adalah pekerjaan 24 jam sehari. Bagaimana dia bisa tau gula darahnya terkontrol atau tidak, kalau cek gula darahnya 4 tahun yang lalu???? OMG!!

Kalau pada cerita 2, ada pertanyaan yang dulu saya suka bingung menjawabnya : "sekarang gulanya berapa?". Kenapa dulu saya bingung?? karena yang saya tau gula darah terakhir yang saya ambil, meskipun itu baru tadi pagi. Aktivitas yang saya lakukan, cemilan yang saya makan, tentu saja akan mempengaruhi kadar gula darah. Apalagi saya ini melakukan terapi dengan insulin, jadi memang harus lebih sering dikontrol gula darahnya. Misalnya tadi pagi bangun tidur saya cek dengan glukometer menunjukkan angka 100 mg/dL, lalu di siang hari setelah makan siang bisa saja gula darah saya 225 mg/dL, dan begituuu seterusnya. Kalau sekarang sih.. saya udah ga bingung lagi, saya akan menjawab : "yaa..dikontrol saja, jangan lebih dari 180." Jadi, bukan berarti karena kontrol ke dokternya sebulan sekali dan ambil darah juga hanya sebulan sekali saja sebelum datang ke dokter, lantas gula darahnya akan tetap sama hingga sebulan ke depan yaa..😀



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diabetes Basah atau Diabetes Kering???

When I tell someone, I have diabetes.... "Diabetesnya basah apa kering???" Wah.. ini tanggapan sekaligus pertanyaan sepert...